Skip to main content

Loading...

Inisiator
Cerita Kami Komunitas
Masuk Mulai Sekarang
Selamat Datang di Inisiator
Temukan cerita menakjubkan
Beranda Cerita Kami Peringkat

Bahasa

ID
EN
Masuk Daftar

Hai, Puan!

terima kasih, Ina.

  1. Home
  2. /
  3. Reflective Journaling
  4. /
  5. Hai, Puan!
Oct 17
2 min read
112 views
Author: Rizki Audina

Article Actions

Interact with this article

Clap
0 claps
Save
Add to bookmarks
Reading List
Add to reading list

Hai, Puan. Apa kabar? Semoga kini keadaanmu sudah lebih baik dari dialog kita yang terakhir. Amin.

Tenang saja, kalau kau bertanya bagaimana kabarku, aku baik-baik saja. Meski masih ada banyak suara di kepalaku. 

Kepadamu, puan yang bernama Rizki Audina. Perkenankan aku mengirim sebuah surat. Tak perlu dibalas, cukuplah kau baca dan pahami apa makna dalam setiap katanya.

"Ki, waktu telah berjalan lagi, dia tak pernah berhenti barang sedetik pun untuk menunggumu. Kini sudah 26 tahun kau hidup di bumi pertiwi. Sudah banyak perjalanan yang kau lalui; sendiri ataupun ditemani.

Ki, bahagia orang lain tak selamanya harus kau pikirkan. Bahagiamu tak selamanya harus kau nomor duakan. Kau hiduplah dengan sebenar-benarnya hidup.

Ki, perbaiki apa yang masih bisa diperbaiki. Sikap diri, juga luka-luka di hati. Jangan sampai kau meregang nyawa lalu mati.

Ki, tak apa menjadi aneh, jika memang harus begitu. Jangan dipaksakan menjadi orang yang bukan dirimu. Namun, memang penyesuaian dengan lingkungan sekitar itu juga perlu.

Ki, kurang-kurangi bercanda yang berlebihan. Jangan sampai menimbulkan permusuhan. Setiap kita memiliki perbedaan. Lemah lembutkan perkataan. Jangan biarkan mulutmu menjadi pedang yang mematikan.

Ki, tetap menjadi teman yang baik untukku. Maaf, karena aku terlalu sering menyakiti dirimu. Makan telat, istirahat yang kurang, juga terlalu larut dalam sedu sedan itu.

Ki, aku tahu kita butuh waktu lebih banyak lagi, tapi untuk sekarang rasa-rasanya belum bisa. Aku sedang menempah diri menjadi orang yang lebih bermanfaat. Nanti, kukabari, ya, kalau sudah senggang.

Ki, tetaplah menjadi wanita yang terlihat tegar. Menjadi anak yang tak mudah menangis–sebab kulihat beberapa waktu ini kau sedih selalu. Jika memang harus ditinggalkan biarlah, ikhlaskan saja apa-apa yang harus pergi.

Ki, carilah jalan terang yang akan melenyapkan bayang gelapmu. Jangan lupa mencintai diri sendiri. Ingatlah aku selalu disini, bersamamu."

Tag Cerita

#Day13 #Tautannarablog10
Rizki Audina
Written by Rizki Audina
2 followers · 4 following

Penulis pemula yang nulis kalau mood. 🙏🏻

Rizki Audina
Written by Rizki Audina
2 followers · 4 following

Penulis pemula yang nulis kalau mood. 🙏🏻

Category
Published in Reflective Journaling
1K followers · Last published 18 hours ago

Discovering yourself through writing and journaling routines.

Category
Published in Reflective Journaling
1K followers · Last published 18 hours ago

Discovering yourself through writing and journaling routines.

Explore more

  • More in Reflective Journaling
  • #Day13
  • #Tautannarablog10
  • Kalo jadi TWS ( True Wireless Stereo)?
  • Lima Tahun Terakhir
  • Makan malem bareng choi ung

Responses (0)

Join the Discussion

Sign in to share your thoughts and engage with the community.

Sign In to Comment

No Comments Yet

Be the first to share your thoughts on this article!

More from Rizki Audina

Discover more insights from this author

Ayah, Maaf.

maaf

Oct 22, 2025

Tetanggaku Idolaku

Halo, Tatangga!

Oct 22, 2025

Anak-Anak

Selamat, ya, Ayah, Ibu.

Oct 22, 2025

Ree

terima kasih sudah ada.

Oct 17, 2025
Explore All Stories
Inisiator

Tempat orang berbagi kisah, membangun komunitas, dan menginspirasi masa depan.

Profil Pendiri

Produk

  • Fitur
  • Harga
  • Untuk Tim
  • Pembaruan

Sumber Daya

  • Blog
  • Tentang Kami
  • Pusat Bantuan
  • Komunitas

Legal

  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Kebijakan Cookie

Tetap terhubung

Dapatkan cerita terbaru, pembaruan, dan wawasan kreator langsung ke email Anda.

© 2025 Inisiator oleh Jabbar A. P. (Saya siap bekerja!)