Hi friends!
Hari ini temanya adalah “jika aku menjadi notes.”
Kenapa notes? Entah kenapa.. *lohh
Pagi ini aku tiba-tiba terpikir tentang kalimat sederhana tapi dalam maknanya: “satu-satunya hal yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri.”
Tulisan ini sebenarnya terinspirasi dari obrolan ringan dengan seorang teman. She was complaining about how her boyfriend had “changed.” You know, that familiar story, the sweet messages become shorter, the attention feels different, and suddenly everything doesn’t feel the same anymore.
Lucunya, ini bukan cerita baru buatku. Sudah sering banget aku dengar hal serupa dari banyak orang, di berbagai situasi.
Sampai akhirnya aku berpikir, mungkin bukan hanya pacarnya yang berubah, tapi kita semua. Karena perubahan adalah sesuatu yang pasti. Ia bagian dari hidup, sama alamiahnya seperti matahari yang terbit dan tenggelam setiap hari. Bahkan sel-sel di tubuh kita pun terus berganti sesuai siklusnya. Jadi, bagaimana mungkin kita berharap manusia, yang hidup, tumbuh, dan belajar, bisa tetap sama selamanya?
Kalau dipikir-pikir, mengeluhkan perubahan seseorang itu seperti marah pada hujan yang turun, atau kecewa karena senja berakhir terlalu cepat. Padahal, keduanya hanya sedang menjalankan kodratnya. Begitu pula dengan manusia, kita berubah karena memang itulah cara hidup berjalan.
Manusia itu seperti musim. Kadang kita mekar seperti bunga di musim semi, kadang kita tenang seperti langit di musim panas, dan di waktu lain kita bisa redup, bahkan membeku seperti musim dingin. Ada masa ketika kita hangat dan penuh cinta, ada juga masa ketika kita tertutup dan menjaga jarak. Dan semua itu... wajar.
Perubahan tidak selalu berarti sesuatu yang buruk. Kadang, perubahan justru tanda bahwa kita sedang belajar, tumbuh, atau mencoba memahami diri sendiri dengan cara yang baru.
Tentu saja, ada juga perubahan yang menyakitkan. terutama ketika orang yang kita sayang berubah ke arah yang tidak kita harapkan. Tapi mungkin, dalam situasi seperti itu, yang bisa kita lakukan hanyalah mendoakan mereka, mengingatkan dengan lembut, dan kalau kita masih sanggup, tetap berjalan bersama. Namun jika ternyata sudah terlalu berat, tidak apa-apa juga untuk berhenti. Tinggalkan dengan cara yang baik, dan lanjutkan hidup dengan damai, i think so..
Karena hidup memang soal datang dan pergi, dan kadang, melepaskan juga bentuk cinta.
Lalu, apa hubungannya dengan notes?
Aku membayangkan kalau aku adalah sebuah notes, tempat di mana diriku yang dulu, sekarang, dan nanti bisa saling bertemu. Tempat aku bisa menulis tentang apa yang kurasakan hari ini, lalu membacanya lagi suatu saat nanti untuk melihat sejauh mana aku telah berubah.
Aku ingin tahu, apakah dalam satu tahun, dua tahun, lima tahun ke depan aku sudah menjadi versi diriku yang lebih baik? Apa aku sudah belajar dari kesalahan-kesalahan masa lalu? Atau masih mengulang pola yang sama?
Lewat catatan-catatan itu, aku bisa menelusuri perjalanan diriku, mulai dari hal-hal kecil yang dulu membuatku khawatir, sampai hal-hal besar yang dulu kuanggap akhir dunia tapi ternyata tidak seburuk itu. Mungkin di sana aku juga akan menemukan bahwa aku sudah belajar banyak hal, untuk lebih sabar, lebih lembut, dan lebih menerima.
Menjadi manusia, pada dasarnya, adalah proses menulis dan menghapus. Kita menulis ulang diri kita setiap kali jatuh, setiap kali bangkit, setiap kali belajar dari pengalaman. Dan setiap catatan dalam hidup, meskipun berantakan, tidak rapi, atau bahkan tidak selesai, tetap berarti, karena di sanalah proses kita berlangsung.
Kalau aku menjadi notes, aku ingin menjadi catatan yang jujur, yang menampung semua versiku, yang kuat dan yang rapuh, yang bahagia dan yang kecewa. Notes yang tidak sempurna, tapi nyata.
---
Jadi hari ini, aku menulis lagi, bukan hanya untuk berbagi cerita, tapi juga untuk mengingatkan diri sendiri (dan mungkin kamu juga) bahwa berubah itu wajar. Kita boleh tumbuh, berganti arah, bahkan meninggalkan versi lama dari diri kita.
Selama kita terus berusaha untuk berubah ke arah yang lebih baik, setiap versi diri kita, yang dulu, yang sekarang, dan yang akan datang, akan selalu punya tempat di catatan hidup ini.
Responses (1)
Join the Discussion
Sign in to share your thoughts and engage with the community.